Apa saja kewajiban pengguna mobil matic? Meskipun mudah digunakan dan sulit di semua bidang, ada beberapa pantangan pada transmisi otomatis yang tidak boleh Anda langgar. Jika tidak dipatuhi, kendaraan akan rusak atau malfungsi di tengah perjalanan.
Apa itu pantangannya dan larangannya? Dan bagaimana mengatasi masalah jika tabu dilanggar?
Keunggulan tersendiri menggunakan matic adalah tidak perlu repot mengganti gigi mesin. Mobil jenis ini sudah cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia. Penggunaannya pun tak sulit. Apalagi bagi Anda yang tidak ingin direpotkan dengan perpindahan gigi di dalam mobil.
Bagi Anda yang memiliki transmisi otomatis, ternyata ada beberapa hal yang tidak boleh Anda langgar, seperti:
1. Jangan Berkendara Saat Banjir
Semua mesin mobil rentan rusak jika terkena air. Namun seringkali kita tidak bisa menghindari banjir. Mau tidak mau, Anda tetap harus melewati genangan air. Ya, bersabarlah, namanya tidak punya cara lain.
Anda juga harus tahu bahwa mobil memiliki ventilasi atau ventilasi. Fungsinya seperti transmisi uap air di udara. Jika komponen terendam air banjir, air dapat bercampur dengan minyak. Ketika saluran transmisi putus, itu juga dikenal sebagai rusak.
Bagi Anda yang pernah mengalami situasi ini tetapi membutuhkan lebih sedikit perawatan, kami sarankan untuk memeriksanya dengan dipstick. Komponen ini berguna untuk melihat level volume dan kualitas oli.
Jika oli berwarna putih, berarti oli sudah tercampur air dan harus segera ditiriskan untuk menghilangkan sisa oli lama dan menggantinya dengan oli baru. Sebaliknya jika minyak masih berwarna berarti minyak tersebut masih sangat bagus.
2. Jangan main-main dengan saklar transmisi otomatis
Untuk pengemudi Eropa, coba perhatikan saklar pengaman di mobil Anda. Apakah ada logo yang mencantumkan huruf P R N D. Apakah Anda tahu arti dari setiap huruf?
P singkatan Park, R singkatan Reverse, N singkatan Netral, D singkatan Drive.
Apa tujuan fungsi ini? Tujuannya tidak lain untuk memudahkan pengguna dalam mengontrol mobil.
Memang pengaturan ini mudah ditekan sehingga bisa didesak pengendara. Saat Anda berada di D atau Drive, mungkin teman atau anak di sebelah Anda telah mendorong transmisi ke R. Segera, mobil tiba-tiba mundur. Secara tidak langsung, hal ini menyebabkan girboks mengalami kegagalan. Situasi lain yang dapat menyebabkan transmisi gagal adalah ketika Anda ingin memarkir mobil Anda. Secara tidak langsung Anda bermain ke gearbox untuk membuat mobil datang dan pergi. Pastikan mobil benar-benar berhenti terlebih dahulu, lalu berbelok ke arah berlawanan.
Jangan terburu-buru dari D. Biasanya orang ingin parkir lebih cepat dan mobil tidak berhenti total. Sudah masuk ke R, dan langsung pindah ke D. Akibatnya kopling bisa putus.
Lebih baik parkir perlahan dan tidak terburu-buru. Karena dapat mempengaruhi kopling Anda.
3. Hindari posisi ‘D’ saat lalu lintas macet
Jakarta tidak macet. Kemacetan seringkali berlangsung sangat lama, bahkan hingga satu jam. Secara khusus, Anda harus kembali ke posisi N atau netral pada kendaraan, menghindari posisi D saat kemacetan terus berlanjut. Mengapa?
Ketika transmisi berada di posisi D, posisi transmisi terus berputar secara internal sehingga bilah osilasi atau kopling transmisi dapat dilepaskan. Komponen ini cukup kompleks dan lebih mahal jika perlu ditangani. Saat mobil akan distarter, masukkan kembali D. Nyaman, simpel dan sehat untuk kopling Anda, bukan?
4. Hindari Burnout
Keuntungan lain menggunakan mobil matic adalah bisa terbakar setelah di-remap. Apa itu pemadaman otomatis? Saat tancap gas, ban depan dan belakang berputar. Bagaimana menurutmu? Merangsang? Dingin? Anda mau lagi?
Meskipun bisa menyenangkan dengan sendirinya, itu harus dihindari. Mengapa? Transmisi otomatis banyak selip. Jika Anda membakar mobil Anda secara teratur, cairan transmisi dapat cepat habis, dan begitu juga dengan otomatisasi kopling.
5. Batasan oli persneling
Biasanya, untuk mobil baru, penggantian dilakukan setiap 40.000 km. Untuk mobil tua setiap 20.000 km.
Tahukah Anda? Jangan pernah percaya pada label oli transmisi yang bertuliskan Oli Seumur Hidup. Namun, oli transmisi harus diganti secara berkala. Pembakaran oli seumur hidup hanyalah gimmick untuk memastikan oli transmisi laku di pasaran.
Ada kasus seorang pasien dengan mobil Volvo C60 miliknya. Ia merasa gejala transmisi tidak nyaman digunakan di mobilnya dan juga ada suara bising. Tetapi ketika dia sampai di Volvo, dia mengatakan tidak perlu mengganti oli transmisi. Jika ada kebisingan, lebih baik untuk mengganti komponen.
Sedangkan mengganti girboks bisa menghabiskan biaya puluhan juta rupiah. Dan kerusakan terjadi karena oli transmisi tidak diganti. Ini adalah salah satu kasus di mana oli transmisi otomatis tidak diganti karena label Oli Seumur Hidup mudah dipercaya.
Daripada repot dengan mobil mogok, lebih baik ganti oli transmisi setiap 20-40 km.
Ini adalah informasi tabu untuk kewajiban pengguna mobil matic untuk melakukan ini!. Semoga dapat menyadarkan kita yang menggunakan mobil bertransmisi matic agar lebih bijak dan cerdas dalam menggunakannya.